BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

3 Jan 2009

Ramalan 2009

Masa depan seperti dua orang pasien jiwa mengintip dari terali besi. Yang satu melihat comberan, yang lain melihat bintang.


Kemarin adalah sebuah tragedi, sekarang adalah kenyataan, dan esok adalah misteri. Hidup sehat dimaknai hidup yang yang berpengharapan. Misalnya untuk hidup lebih sehat, lebih baik, lebih kaya, lebih bahagia, dan lebih-lebih yang lain. Jika tidak lagi memiliki harapan, sebenarnya kematian akan segera menutupi misteri-misteri kehidupan ini. Maka harapan harus selalu dibentuk, diciptakan, dikayuh agar tidak dijemput kematian. Harapan menjadi penting, untuk itu diperlukan suatu RAMALAN ( forecast) .

Meramal tlah membuat sebagian besar bangsa ini menjadi "pendiam" karena dalam keseharian, kegiatan ramal-meramal tak dapat dielakkan lagi. Pralambang alam coba diotak-atik, dan bahkan orang gila yang batuk pun dikira mengisyaratkan sesuatu. Dalam sekejap bangsa ini menjadi gendheng karena begitu banyaknya hal-hal edan yang diharapkan, bahkan yang bisa diharapkan hanya harapan untuk memperluas ruangan rumah sakit jiwa.

Melihat masa depan, akankah kita menjadi seperti penjudi yan menghabiskan waktunya untuk bertaruh, ataukah seperti pasien jiwa yang berada di balik terali besi. Jika seperti penjudi, maka tidak pernah kamu merasa akan kalah atau bangkrut. Kamu menjadi orang yang berlebih dalam harapan. Kalau seperti pasien jiwa, maka ada dua kemungkinan, yakni menjadi orang pesimistik tetapi mungkin juga menjadi orang yang optimistik.

Kawan, aku akan coba bercerita tentang pengalaman praktik kerja sosialku di P.K.P. Margo Widodo. Tempat ini merupakan lembaga di bawah naungan Dinas Sosial yang merupakan lokasi penampungan orang gila(=disini disebutkan kelayan) yang berkeliaran di jalan-jalan, serta merupakn tempat persinggahan sementara bagi warga yang kehbisan bekal, baik kecopetan, dan disini mereka benar-benar terurus, dari segi makanan, tempat istirahat, obat, bahkan bekal. Berlokasikan di Jl.Raya Tugu Km.9, Semarang, tempat ini merupakan tempat strategis yang terjangkau. Sebagian penghuni disini merupakn kelayan, kurang lebih 123 jiwa, pegawai lembaga sekitar 30 orang. Aku ber-15 dengan temanku, belajar praktik menghadapi kelayan-kelayan yang alhamdulillah sudah tidak liar, mulai dari mengontrol mandi pagi kelayan(mengawasi klo ada yang belum mandi), memilihkan pakaian setelah mandi( tersedia setumpuk pakaian di gudang), mengolesi tubuh kelayan yang gatal dengan belerang, mengawasi kelayan yang sudah bisa dimanfaatkan mencuci, ataupun kerja bakti membersihkan rumput.(perlu diketahui, sebagian kelayan disini sudah ada yang bisa dimanfaatkan tenaganya, karena mereka alhamdulillah sudah hampir 80% normal), rutin seperti itu selama 3 hari.

Satu hal yang bisa aku benar-benar ketahui perbedaan dasar kelayan dengan kita yaitu satu. Adakh yang bisa menebak? Yap, tepat sekali, yaitu mereka tidak punya rasa malu. Bisakah teman-teman membayangkan mereka mandi, bertelanjang ria (maaf) di depan kita dengan santai? Itu semua krna mereka tidak punya rasa malu, mereka bahkan tidak tahu klo diri mereka sedang telanjang, atau bahkan tidak tahu mksud dari kata telanjang.
Aku mungkin sudah terlalu banyak ngelantur, tapi disini aku pngen membuka hati tmen-tmen smua, ga' usah ditunjuk, renungkan, apakah diri kita yang kelak bakal insyaAllah mnjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pemimpin rumah tangga, pemimpin diri sendiri tidak bisa bersikap dengan hati, dengan ilmu dan dengan kesadaran untuk menjauhi KORUPSI, menghindari KDRT, menjauhi PSIKOTROPIKA dan ZAT ADIKTIF lainnya, apakh kita tidak sepatutnya lebih MALU dari mereka apabila hal itu tidak bisa mulai dari kita sendiri untuk mencegahnya.

Jika bisa melihat bintang, kenapa harus melihat comberan? Bintang itu terlihat kecil, tetapi penuh misteri dan keindahan. Maka meskipun 2009 diramalkan suram, tetapi mari kita lihat semua fenomena dengan ilmu dan akal sehat agar kita menjadi lebih jernih dalam menengara masa depan.

mengutip beberapa karya pemikiran Hendro Basuki, harian Suara Merdeka, 2 Januari 2009.

3 comments:

iqbalmohammad said...

uedan...sekali ngepos maknyuss....



toptoptoptop....

Zulfi said...

paling males kalo sos care tu bkin laporannya mok. hoho (nyambung ke topik ga ya... hehe)

Nana Podungge said...

Barengan Angie ya tugasnya waktu itu? She didn't tell me. :)
And I didn't have time to write anything about that interesting experience of hers (and yours too) in my blog.

http://my-lovely-star.blogspot.com